Selasa, 03 Juli 2012

Kabupaten Berau

Kabupaten Berau adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Timur. Ibu kota kabupaten ini terletak di Tanjung Redeb, Berau. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 32.700 km² dan berpenduduk sebesar kurang lebih 75.000 jiwa.

Kabupaten Berau berasal dari Kesultanan Berau yang didirikan sekitar abadd ke-14. Menurut sejarah Berau, Raja pertama yang memerintah bernama Baddit Dipattung dengan gelar Aji Raden Surya Nata Kesuma dan Isterinya bernama Baddit Kurindan dengan gelar Aji Permaisuri. Pusat pemerintahan kerajaan pada awalnya berkedudukan di Sungai Lati (sekarang menjadi lokasi pertambangan Batu Bara PT. Berau Coal).


Aji Raden Suryanata Kesuma menjalankan masa pemerintahannya tahun 1400 – 1432 dengan adil dan bijaksana, sehingga kesejahteraan rakyatnya meningkat. Pada masa itu dia berhasil menyatukan wilayah pemukiman masyarakat Berau yang disebut Banua, yaitu Banua Merancang, Banua Pantai, Banua Kuran, Banua Rantau Buyut dan Banua Rantau Sewakung.

Di samping kewibawaannya, kedudukan Aji Raden Suryanata Kesuma juga sangat berpengaruh, menjadikan dia disegani lawan maupun kawan. Untuk mengenang jasa Raja Berau yang pertama ini, Pemerintah telah mengabdikannya sebagai nama Korem 091 Aji Raden Surya Nata Kesuma yang Rayon Militer Kodam VI/TPR.

Setelah beliau wafat, Pemerintahan Kesultanan Berau dilanjutkan oleh putranya dan selanjutnya secara turun temurun keturunannya memerintah sampai pada sekitar abad ke-17. Kemudian awal sekitar abad XVIII datanglah penjajah Belanda memasuki kerajaan Berau dengan berkedok sebagai pedagang (VOC). Namun kegiatan itu dilakukan dengan politik De Vide Et Impera (politik adu domba). Kelicikan Belanda berhasil memecah belah Kerajaan Berau, sehingga kerajaan terpecah menjadi 2 Kesultanan yaitu Kesultanan Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur.

Pada saat bersamaan masuk pula ajaran agama Islam ke Berau yang dibawa oleh Imam Sambuayan dengan pusat penyebarannya di sekitar Sukan. Sultan pertama di Kesultanan Sambaliung adalah Raja Alam yang bergelar Alimuddin (1800 – 1852). Raja Alam terkenal pimpinan yang gigih menentang penjajah belanda. Raja Alam pernah ditawan dan diasingkan ke Makassar (dahulu Ujung Pandang). Untuk mengenang jiwa Patriot Raja Alam namanya diabadikan menjadi Batalyon 613 Raja Alam yang berkedudukan di Kota Tarakan.



Sedangkan Kesultanan Gunung Tabur sebagai Sultan pertamanya adalah Sultan Muhammad Zainal Abidin (1800 – 1833), keturunannya meneruskan pemerintahan hingga kepada Sultan Achmad Maulana Chalifatullah Djalaluddin (wafat 15 April 1951) dan Sultan terkhir adalah Aji Raden Muhammad Ayub (1951 – 1960). Kemudian wilayah kesultanan tersebut menjadi bagian dari Kabupaten Berau.

Sultan Muhammad Amminuddin menjadi Kepala Daerah Istimewa Berau. Beliau memerintah sampai dengan adanya peraturan peralihan dari Daerah Istimewa menjadi Kabupaten Dati II Berau, yaitu Undang-undang Darurat tahun 1953 Tanggal terbitnya Undang-undang tersebut dijadikan sebagai Hari jadi Kabupaten Berau. Dengan diterbitkannya Undang-undang No.27 tahun 1959, Daerah Istimewa Berau berubah menjadi kabupaten Dati II Berau dan Tanjung Redeb sebagai Ibukotanya, dengan Sultan Aji Raden Muhammad Ayub (1960 – 1964) menjadi Bupati Kepala Daerah Tk. II Berau yang pertama.

Penetapan Kota Tanjung Redeb sebagai pusat pemerintahan Dati II Kabupaten Berau adalah untuk mengenang pemerintahan Kerajaan (Kesultanan) di Berau. Di mana pada tahun 1810 Sultan Alimuddin (Raja Alam) memindahkan pusat pemerintahannya ke Kampung Gayam yang sekarang dikenal dengan nama Kampung Bugis. Perpindahan ke Kampung Bugis pada tanggal 25 September tahun 1810 itu menjadi cikal bakal berdirinya kota Tanjung Redeb, yaitu kemudian dibadikan sebagai Hari jadi Kota Tanjung Redeb sebagaimana diterapkan dalam Perda No. 3 tanggal 2 April 1992.


Beberapa Objek wisata yang terdapat di Kabupaten Berau :

1. Pulau Derawan
Pulau derawan terletak di kepulauan derawan, kecamatan derawan, kabupaten berau, kalimantan timur satuan morfologi pulau derawan adalah dataran pantai bertopografi datar. Pantai pasir memiliki kemiringan lereng sekitar 7° – 11° dengan lebar 13,5 – 20 meter.
Pulau derawan terletak di kepulauan derawan, kecamatan derawan, kabupaten berau, kalimantan timur satuan morfologi pulau derawan adalah dataran pantai bertopografi datar. Pantai pasir memiliki kemiringan lereng sekitar 7° – 11° dengan lebar 13,5 – 20 meter.

Derawan merupakan Sebuah pulau dengan permukaan air laut berwarna gradasi biru dan hijau yang memukau, hamparan pasir putih nan lembut, barisan pohon kelapa di pesisir pantai, dengan hutan kecil di tengah-tengah pulau yang merupakan habitat dari bermacam jenis tumbuhan dan hewan serta keindahan alam bawah laut yang mempesona. Tidak heran apabila pulau ini bisa menempati urutan ketiga teratas sebagai tempat tujuan menyelam bertaraf dunia dan menjadikan pulau ini sebagai pulau impian bagi para penyelam.
Di sekitar pulau derawan, sebanyak 28 titik menyelam telah teridentifikasi. Untuk menjelajahi semua titik ini setidaknya dibutuhkan sekitar 10 hari dengan satu kali menyelam di masing-masing titik. Untuk pindah dari satu titik ke titik lainnya, pengunjung bisa menggunakan kapal. Sementara itu, pengunjung juga bisa menjelajahi pulau dengan berjalan kaki.
Dr. Carden wallace dari museum tropis queensland, australia pernah meneliti kekayaan laut pulau derawan dan menjumpai lebih dari 50 jenis arcropora (hewan laut) dalam satu terumbu karang. Tak salah kiranya jika pulau derawan terkenal sebagai urutan ketiga teratas di dunia sebagai tempat tujuan menyelam bertaraf internasional.
Terumbu karang di kepulauan derawan tersebar luas pada seluruh pulau dan gosong yang ada di kepulauan derawan. Gosong-gosong yang ada di kepulauan ini diantaranya gosong pulau panjang, gosong masimbung, gosong buliulin, gosong pinaka, gosong tababinga dan gosong muaras.

Tipe terumbu karang di kepulauan derawan terdiri dari karang tepi, karang penghalang dan atol. Atol inilah yang telah terbentuk menjadi pulau dan terbentuk menjadi danau air asin. “survei manta tow 2003″ menunjukkan tutupan rata-rata terumbu karang di pulau panjang adalah 24,25% untuk karang keras dan 34,88 untuk karang hidup. Terumbu karang di pulau derawan memiliki tutupan rata-rata karang karang keras 17,41% dan tutupan karang hidup 27,78%. Dengan jumlah spesies 460 sampai 470 menunjukkan bahwa ini menjadi kekayaan biodiversitas nomor dua setelah kepulauan raja ampat.
Survei ikan karang tahun 2003 menunjukkan bahwa kepulauan ini menghasilkan 832 spesies. Selain itu, diperkirakan sedikitnya 1.051 spesies terdapat di perairan berau dengan jenis dominan gobes (gobiidae), wrasses (labridae), dan damselfishes (pomacentridae).
Terkadang saat duduk di ujung jembatan kayu yang mengarah ke laut, kita dapat menyaksikan penyu-penyu hijau itu hilir mudik di permukaan air yang bening. Saat menyelam kita pun di temani para penyu yang berenang di sekeliling kita. Sesekali bahkan penyu-penyu tersebut nampak berkeliaran di sekitar cottage yang berada di pesisir pulau. Saat malam tiba, beberapa penyu naik ke darat dan bertelur di sana.


Pengunjung dapat meninjau juga pulau lainnya yang berada di sekitar derawan. Misalnya: Pulau sangalaki, maratua, dan pulau kakaban yang mempunyai keunikan tersendiri. Ikan pari biru (manta rays) yang memiliki lebar mencapai 3,5 meter berpopulasi di pulau sangalaki. Malah bisa pula ditemui—jika cukup beruntung—ikan pari hitam dengan lebar “bentang sayap” 6 meter . Sedangkan pulau kakaban mempunyai keunikan yaitu berupa danau prasejarah yang ada di tengah laut, satu-satunya di asia.
Spesies khas dan dilindungi yang bisa dijumpai diantaranya ketam kelapa (birgus latro), paus, lumba-lumba (delphinus), penyu hijau (chelonia mydas), penyu sisik (erethmochelys fimbriata), dan dugong (dugong dugon). Ketam kelapa dapat ditemukan di pulau kakaban dan maratua. Paus dapat ditemukan di sekitar pulau maratua pada musim tertentu sedangkan lumba-lumba di sekitar pulau semama, sangalaki, kakaban, maratua, dan gosong muaras.
Penyu dapat ditemukan di sekitar pulau panjang, derawan, semama, sangalaki dan maratua serta dugong di pulau panjang dan semama. Spesies unik lain adalah pari manta (manta birostris) yang terdapat di pulau sangalaki dan pigmy seahorse di pulau semama dan derawan.






 2. Pulau Kakaban

Pulau Kakaban mempunyai luas 774,2 hektar dan terletek di Kepulauan Derawan, Kecamatan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Pulau Kakaban menarik perhatian turis-turis mancanegara dengan beberapa keunikannya, salah satunya adanya danau di pulau tersebut yaitu Danau Kakaban. Yang mana pada danau tersebut diisi oleh campuran dari air hujan dan rembesan air laut dari pori-pori tanah dan membuat suatu habitat endemik yang berbeda pada kebanyakan kawasan danau lain di dunia, selain Danau Kakaban ada satu lagi danau dengan air payau yaitu di Kepulauan Palau, Mikronesia.
Sering menjadi buah bibir para penyelam, adalah atraksi alami gerombolan barakuda di perairan Pulau Kakaban. Suasana itu menjadi semakin komplit sering munculnya jenis hiu, pari dan ikan-ikan karang eksotik lainnya. Seperti ikan Napoleon (Napoleon Wrasse). Tak mengherankan kalau saat ini, sudah ada tiga perusahaan swasta berfungsi sebagai resort penyelaman di Derawan dan sekitarnya.

Biasanya, setelah menyelam atau Snorkelling di perairan laut Kakaban, banyak yang menyempatkan diri melakukan hal serupa di Danau Kakaban. Untuk mencapai lokasi danau, pengunjung harus mendaki gunung dan bukit yang dipenuhi dengan pepohonan. Lebih mengagumkan, banyak pohon Mangrove yang tumbuh dengan kokoh di atas bebatuan karang. Di danau air asin ini, terdapat antara lain ubur-ubur endemik dari jenis Cassiopea yang dengan mudah ditemukan berenang di kolam air. Sementara darat perairannya dipenuhi dengan alga Halimeda, Sponges jenis Porifera dan ikan gobi.
Tak jarang kumpulan paus atau lumba-lumba melintasi atau mencari makan di perairan sekiter Pulau Kakaban dan Maratua menjadi tontonan yang menarik. Pemandangan tak kalah menawan juga ada di sekitar Taman Wisata Pulau Sangalaki. Di perairan ini, sering terlihat ikan pemangsa plankton muncul dan berkumpul. Sering membuat orang tercengang tentu saja kehadiran belasan pari manta hantu (Manta Birostris) berukuran raksasa. Hewan-hewan ini berenang sambil membuka mulutnya menyaring plankton. Mereka sama sekali tak terusik kehadiran penyelam atau pengemar Snorkelling yang berusaha mengikutinya.






3. Danau Labuan Cermin

Danau Labuan Cermin, terletak di Desa Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Danau ini merupakan sebuah harta karun dari wisata bahari yang dimiliki oleh Indonesia. Tidak banyak orang yang tahu mengenai keberadaan danau ini, padahal Danau Labuan Cermin adalah primadonanya Desa Biduk-Biduk. Dinaungi oleh para pejuang-pejuang masyarakat yang bernama Lekmalamin (Lembaga Masyarakat Labuan Cermin), danau ini merupakan surga bagi siapa pun yang hobi berenang, snorkeling, maupun menyelam.

Untuk mencapai danau ini, diperlukan sekitar 20-24 jam perjalanan darat dari Samarinda menuju Desa Biduk-Biduk. Jangan khawatir, ada alternatif lain yaitu melalui jalur udara dari Bandara Sepinggan Balikpapan menuju Bandara Tanjung redeb, lalu dilanjutkan 6 jam perjalanan darat. Sebelum sampai ke danau, pertama-tama jalur yang harus dilewati adalah trekking ke dalam hutan yang kaya akan tumbuhan, baik tumbuhan liar, pepohonan bahan makanan binatang, bahkan berbagai tumbuhan yang berguna menjadi obat-obatan. Masih banyak juga binatang hutan liar yang menghuni hutan ini, seperti monyet, owa-owa, babi hutan, hingga aneka jenis burung. Sebelum memasuki hutan, bahkan kita bisa melihat tanda-tanda adanya beruang, karena pohon-pohon kelapa disana menjadi makanan mereka, terlihat dari pucuk-pucuknya yang habis digerogoti.



Setelah berjalan kurang lebih 30-45 menit, tibalah kami di tepian danau, dimana sebuah perahu sudah menunggu untuk mengantarkan kami ke lokasi Danau Labuan Cermin. Naik perahu sekitar 15 menit, kami disuguhi pemandangan spektakuler dari hijaunya pepohonan yang lebat dikiri kanan, serta air yang berwarna hijau dan biru jernih. Serasa berada di film-film. Sampailah kami ke danau yang dimaksud untuk berenang. Mulut ini rasanya tidak berhenti menganga mengagumi indahnya danau tersebut.

Danau ini sangat lah biru jernih, tidak heran dinamakan demikian, karena berkilat seperti cermin. Pemandangan kolam renang di resor-resor eksklusif yang ada di Bali, kalah jauh! Tempat ini begitu alami. Terjunlah saya langsung untuk berenang dan snorkeling. Untuk membuktikan keindahan bawah airnya juga. Airnya dingin dan sangat menyejukkan kulit, terkadang terasa gelembung-gelembung mata air, dan bahkan di beberapa titik terasa hangat. Benar-benar penuh kejutan! Ternyata, danau ini campuran antara danau air tawar dan air asin. Apabila menyelam agak dalam, akan dapat terlihat secara gamblang batas air asin dan air tawarnya. Sungguh menakjubkan, karena dengannya, biota air yang ada didalamnya pun makin beragam. Tumbuh-tumbuhan air dan ikan-ikan cantik berenang bergerombol di bawah kaki. Belum batuan-batuan air didalamnya.


Puas berenang, snorkeling, hingga bersantai di dermaga kayunya, kami pun dengan berat hati pulang kembali ke desa. Didampingi oleh tokoh-tokoh Lekmalamin, kami melanjutkan perjalan langsung dengan perahu sampai ke tepian dermaga desa. Bila tidak ada Lekmalamin, entah apa jadinya kekayaan alam ini. Mereka merawat danau ini beserta isinya, membangun sebuah dermaga kayu sederhana, dan berjuang terus agar desa konservasi ini tidak kehilangan keasriannya agar dapat selalu dinikmati oleh pecinta alam, walau dengan segala keterbatasan yang mereka miliki. Patut dicontoh dan didukung, karena bila bukan kita masyarakat Indonesia, yang menjaga dan melestarikannya, lalu siapa lagi?
Silahkan datang kesana dan nikmati surga tersembunyi didalamnya. Dijamin, ingin kembali lagi kesana.


4.  Museum Sambaliung

Kesultanan Sambaliung adalah kesultanan hasil dari pemecahan Kesultanan Berau, dimana Berau dipecah menjadi

dua, yaitu Sambaliung dan Gunung Tabur pada sekitar tahun 1810-an.[1] Sultan Sambaliung pertama adalah Sultan Alimuddin yang lebih dikenal dengan nama Raja Alam. Raja Alam adalah keturunan dari Baddit Dipattung atau yang lebih dikenal dengan Aji Suryanata Kesuma raja Berau pertama. Sampai dengan generasi ke-9, yakni Aji Dilayas. Aji Dilayas mempunyai dua anak yang berlainan ibu. Yang satu bernama Pangeran Tua dan satunya lagi bernama Pangeran Dipati.

Kemudian, kerajaan Berau diperintah secara bergantian antara keturunan Pangeran Tua dan Pangeran Dipati (hal inilah yang membuat terjadinya perbedaan pendapat yang bahkan kadang-kadang menimbulkan insiden). Raja Alam adalah cucu dari Sultan Hasanuddin dan cicit dari Pangeran Tua, atau generasi ke-13 dari Aji Surya Nata Kesuma.

Raja Alam adalah sultan pertama di Tanjung Batu Putih, yang mendirikan ibukota kerajaannya di Tanjung pada tahun 1810. (Tanjung Batu Putih kemudian menjadi kerajaan Sambaliung).




 5. Museum Gunung Tabur
          Kesultanan Gunung Tabur adalah kerajaan yang merupakan hasil pemecahan dari Kesultanan Berau, dimana Berau dipecah menjadi dua, yaitu Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur pada sekitar tahun 1810-an. Kesultanan ini sekarang terletak dalam wilayah kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, provinsi Kalimantan Timur.







Sultan Gunung Tabur

Sultan-sultan Gunung Tabur diantaranya adalah sebagai berikut:
  •           1820 - 1834 - Zainul Abidin II bin Badruddin
  •           1834 - 1850 - Ayi Kuning II bin Zainul Abidin
  •            1850 - 1876 - Amiruddin Maharaja Dendah
  •            1876 - 1882 - Hasanuddin II Maharaja Dendah II bin Amiruddin
  •            1882 - ... - Sultan Siranuddin
  •           .. - 1921 - Maulana Ahmad (bupati)
  •           1921 - ... - Muhammad Khalifatullah Jalaluddin


6. Mesjid Agung Baitul Hikmah


      Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Masjid adalah milik semua Umat Islam dan pada saat yang sama setiap umat Islam berkewajiban untuk memakmurkan Masjid, baik itu dalam kehidupan beragama maupun dalam kehidupan sosial masyarakat. Masjid Agung Baitul Hikmah sejak awal pembangunan didanai oleh Pemerintah Kabupaten Berau yang bersumber dari APBD dengan Pos Anggaran pada Biro Sosial Kabupaten Berau yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap sejak Juni 2002 sampai dengan Oktober 2004, dengan memakan waktu kurang lebih 2,5 tahun/+883 hari.
Bertepatan dengan 17 Ramadhan 1425H atau 31 Oktober 2004M tempat peribadatan Umat Islam di Kabupaten Berau ini telah mulai pemanfaatannya oleh Umat Islam Kota Tanjung Redeb yang ditandai dengan penandatanganan prasasti kehormatan oleh Gubernur Kalimantan Timur Bapak H. Suwarna Abdul Fatah.Dengan mempertimbangkan faktor pendanaan oleh Panitia Pembangunan, Pengelolaan Operasional & Pemeliharaan dipercayakan pada P.T. Total Bangun Persada sampai batas waktu yang ditentukan.
Setelah diterbitkannya Surat Keputusan Nomor : 210 Tahun 2005 tentang pembentukan Pengurus Majid Agung Baitul Hikmah Kabupaten Berau maka sejak September 2005 pengelolaan, pemeliharaan dan operasional Masjid diselenggarakan oleh Pengurus yang baru terbentuk.
Demikian kata pengantar Pertanggung jawaban Keuangan ini untuk menjadi bahan koreksi, saran dll dalam rangka sama-sama menyemarakkan, mengagungkan, rumah Allah SWT menuju masyarakat madani, baldhatun tayyibatun wa rabbul ghafur, amin.

Pelaksanaan Kegiatan
Dalam rangka upaya mencipatakan koondisi Masjid yang sejuk, indah, aman, nyaman dan terjaga etika dan estetikanya terutama dalam menjalankan ibadah mahdoh, maka dilakukan beberapa kegiatan :
 
1. Kegiatan Operasional
Kegiatan Operasional ini mencakup kegiatan pengamanan terhadap aset Masjid yang meliputi interior dan eksteriornya termasuk mengarahkan kepada Jamaah yang mengunjungi Masjid. Maka petugas pelaksana berupaya untuk menciptakan suasana yang nyaman sesuai denga peruntukannya.
Pengamanan lingkungan Masjid selama 24 jam oleh Satuan Pengamanan (Satpam) pelayanan tamu dan penanganan aset. Pembersihan lingkungan, Masjid dengan lingkungan yang bersih sangat mutlak dilakukan dan merupakan suatu kewajiban “Annazapatu minal iman” bersih sebagian dari iman. Untuk kebersihan ini meliputi: Interior, tempat wudhu, toilet, tempat sholat, ruangan-ruangan administrasi, gudang, generator, lift dan seluruh aset yang ada juga diupayakan bersih selama 24 jam. Exterior, pemeliharaan taman, ornament, tanaman hias dilakukan secara berkala. Penataan, pemeliharaan dan pemupukan.

2. Kegiatan Peribadatan
Menurut Lugoh (bahasa) Masjid terambil dari kosa kata sajada atau sujud yang secara definitif bahea sujud adalah pada hakekatnya manusia tidak mempunyai kemampuan dan kekuatan kecuali dengan menyerahkan diri kepada Allah dalam bentuk meletakkan dahi pada tempat yang paling rendah seraya mengakui segala sesuatu atas kuasa Allah SWT, maka fasilitas yang dapat memaknai dalam kehidupan manusia adalah senantiasa melakukan peribadatan utamanya shalat dan ibadah-ibadah lainnyayang tempat paling utama adalah menggunakan masjid.
Mengingat masih sangat-sangat terbatas sarana yang tersedia, maaka masjid ahanya sebatas tempat kegiatan ibadah shalat rawatib, jumat, hari rsys, kegiatan santri TPA dan majelis ta’lim setiap minggu. Padahal masih ada beberapa bagian program yang diperlukan dalam kaitannya utnuk membina peribadatan seperti:
- Pembinaan generasi islami
- Peningkatan pembinaan pengetahuan tentang syariah, hakikat, ma’rifat, tarekat.
- Menyediakan buku-buku agama, sosial dll.
- Menyediakan buletin jumat.
- Menyedikan peralatan fasilitas perpustakaan.
- Kajian-kajian Islam dan permasalahannya.

3. Kegiatan Administrasi
Kegiatan administrasi adalah mengakumulasikan seluruh kegiatan meliputi program, pendataan, penyusunan, penataan yang intinya sebagai bahan untuk pertanggungjawaban seperti:

- keuangan
- Sistem kerja
- Personalia
- Peralatan
- Waktu pelaksanaan

Semua kegiatan ini bertujuan adalah efektifitas dan efisiensinya pegelolaan administrasi sehingga melahirkan pelayanan yang lebih baik, teratur, terarah, terkendali yang pada akhirnyamemberikan kepuasan dan ketenagan bagi mereka-mereka yang melaksanakan ibadah baik ibadah mahdah, maupun kegiatan-kegiatan yang bersifat marak (memakmurkan) masjid karena sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran surat At taubah ayat 18 “Hanyalah orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian”.
Miniatur Mesjid Agung


Sumber : 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar